Jumat, 09 Agustus 2013



1.      Tugas dan Wewenang Pengawas
Pasal 27
1)      Pengawas wajib dengan i’tikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan pengawasan untuk kepentingan Yayasan.
2)      Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas bertindak untuk dan atas nama Pengawas.
3)      Pengawas berwenang :
a.       Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan.
b.      Memeriksa dokumen.
c.       Memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas.
d.      Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus.
e.       Memberi peringatan kepada Pengurus.
4)      Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara satu orang atau lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau perundang – undangan yang berlaku.
5)      Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
6)      Dalam jangka waktu 7 hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara itu, Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina.
7)      Dalam jangka waktu 7 hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina sebagaimana dimaksud ayat 6 maka Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.
8)      Dalam jangka waktu 7 hari sejak pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat 7, Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :
a.       Mencabut keputusan pemberhentian sementara itu.
b.      Memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan.
9)      Dal hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 dan ayat 8, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan menjabat kembali jabatannya semula.
10)  Dalam hal Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk sementara Pengawas diwajibkan mengurus Yayasan.

2.      Rapat Pengawas
Pasal 28
1)      Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih Pengawas atau Pembina.
2)      Panggilan Rapat Pengawas dilakukan oleh Pengawas yang berhak mewakili Pengawas.
3)      Panggilan Rapat Pengawas disampaikan kepada setiap anggota Pengawas secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4)      Panggilan rapat harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5)      Rapat Pengawas diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan Yayasan.
6)      Rapat Pengawas dapat diadakan ditempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.
Pasal 29
1)      Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua.
2)      Dalam hal Ketua tidak hadir atau berhalangan, maka Rapat Pengawas akan dipimpin oleh seorang anggota Pengawas yang dipilih oleh dan dari mereka yang hadir.
3)      Satu orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Pengawas berdasarkan surat kuasa.
4)      Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a.       Dihadiri paling sedikit 2/3 dari jumlah Pengawas.
b.      Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas kedua.
c.       Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 4 huruf b, harus dilakukan paling lambat 7 hari sebelum Rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d.      Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari terhitung sejak Rapat Pengurus pertama.
e.       Rapat Pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila dihadiri lebih dari ½ jumlah Pengurus.
Pasal 30
1)      Keputusan Rapat Pengawas harus diambil berdasarkan untuk mufakat.
2)      Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ jumlah suara yang sah.
3)      Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4)      Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tanda – tangan, sedangka pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara terbuka dan ditanda – tangani, kecuali Ketua Rapat menetukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5)      Suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menetukan jumlah suara yang dikeluarkan.
6)      Setiap Rapat Pengawas dibuat Berita Acara Rapat yang ditanda – tangani oleh Ketua Rapat dan datu anggota Pengawas lainnya yang ditunjuk oleh Rapat sebagai Sekretaris Rapat.
7)      Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 6 tidak disyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan notaris.
8)      Pengawas dapat pula mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah diberitahu dan semua anggota Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
9)      Keputusan yang diambil sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 8, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengawas.

3.      Rapat Gabungan
Pasal 31
1)      Rapat Gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk mengangkat Pembina, apabila yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
2)      Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 hari terhitung sejak Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
3)      Panggilan Rapat Gabungan dilakukan oleh Pengurus.
4)      Panggilan Rapat Gabungan disampaikan kepada setiap Pengurus dan Pengawas secara langsung, atau melalui surat – surat dengan mendapat tanda terima paling lambat 7 hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
5)      Panggilan Rapat Gabungan harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
6)      Rapat Gabungan diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan Yayasan.
7)      Rapat Gabungan dipimpin oleh Ketua Pengurus.
8)      Dalam hal Ketua Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan dipimpin oleh Ketua Pengawas.
9)      Dalam hal Ketua Pengurus dan Ketua Pengawas tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan dipimpin oleh Pengurus atau Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengurus dan Pengawas yang hadir.
Pasal 32
1)      Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.
2)      Satu orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.
3)      Setiap Pengurus dan Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan satu suara dan tambahan satu suara untuk setiap Pengurus atau Pengawas yang diwakilinya.
4)      Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tanda – tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara terbuka dan ditanda – tangani, kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5)      Suara yang abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan dan dianggap tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar