1.
Tugas
dan Wewenang Pengawas
Pasal 27
1)
Pengawas wajib dengan
i’tikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan pengawasan untuk kepentingan
Yayasan.
2)
Ketua Pengawas dan satu
anggota Pengawas bertindak untuk dan atas nama Pengawas.
3)
Pengawas berwenang :
a. Memasuki
bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan.
b. Memeriksa
dokumen.
c. Memeriksa
pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas.
d. Mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus.
e. Memberi
peringatan kepada Pengurus.
4)
Pengawas dapat memberhentikan
untuk sementara satu orang atau lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau perundang – undangan yang
berlaku.
5)
Pemberhentian sementara
itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai
alasannya.
6)
Dalam jangka waktu 7
hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara itu, Pengawas diwajibkan
untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina.
7)
Dalam jangka waktu 7
hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina sebagaimana dimaksud
ayat 6 maka Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan untuk
diberi kesempatan membela diri.
8)
Dalam jangka waktu 7
hari sejak pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat 7, Pembina dengan keputusan
Rapat Pembina wajib :
a. Mencabut
keputusan pemberhentian sementara itu.
b. Memberhentikan
anggota Pengurus yang bersangkutan.
9)
Dal hal Pembina tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 dan ayat 8, maka
pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan
menjabat kembali jabatannya semula.
10)
Dalam hal Pengurus
diberhentikan sementara, maka untuk sementara Pengawas diwajibkan mengurus
Yayasan.
2.
Rapat
Pengawas
Pasal 28
1)
Rapat Pengawas dapat
diadakan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis dari seorang
atau lebih Pengawas atau Pembina.
2)
Panggilan Rapat
Pengawas dilakukan oleh Pengawas yang berhak mewakili Pengawas.
3)
Panggilan Rapat
Pengawas disampaikan kepada setiap anggota Pengawas secara langsung, atau
melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 hari sebelum rapat
diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4)
Panggilan rapat harus
mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5)
Rapat Pengawas diadakan
ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan Yayasan.
6)
Rapat Pengawas dapat
diadakan ditempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia dengan
persetujuan Pembina.
Pasal 29
1)
Rapat Pengawas dipimpin
oleh Ketua.
2)
Dalam hal Ketua tidak
hadir atau berhalangan, maka Rapat Pengawas akan dipimpin oleh seorang anggota
Pengawas yang dipilih oleh dan dari mereka yang hadir.
3)
Satu orang Pengawas
hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Pengawas berdasarkan
surat kuasa.
4)
Rapat Pengawas sah dan
berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri
paling sedikit 2/3 dari jumlah Pengawas.
b. Dalam
hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a tidak tercapai, maka dapat
diadakan pemanggilan Rapat Pengawas kedua.
c. Pemanggilan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 4 huruf b, harus dilakukan paling lambat 7
hari sebelum Rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat
Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari
terhitung sejak Rapat Pengurus pertama.
e. Rapat
Pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri lebih dari ½ jumlah Pengurus.
Pasal 30
1)
Keputusan Rapat
Pengawas harus diambil berdasarkan untuk mufakat.
2)
Dalam hal keputusan
secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ jumlah suara yang sah.
3)
Dalam hal suara setuju
dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4)
Pemungutan suara
mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tanda – tangan,
sedangka pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara terbuka dan
ditanda – tangani, kecuali Ketua Rapat menetukan lain dan tidak ada keberatan
dari yang hadir.
5)
Suara yang abstain dan
suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menetukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6)
Setiap Rapat Pengawas
dibuat Berita Acara Rapat yang ditanda – tangani oleh Ketua Rapat dan datu
anggota Pengawas lainnya yang ditunjuk oleh Rapat sebagai Sekretaris Rapat.
7)
Penandatanganan yang
dimaksud dalam ayat 6 tidak disyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat
dengan notaris.
8)
Pengawas dapat pula
mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Pengawas,
dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah diberitahu dan semua anggota
Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut.
9)
Keputusan yang diambil
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 8, mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengawas.
3.
Rapat
Gabungan
Pasal 31
1)
Rapat Gabungan adalah
rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk mengangkat Pembina,
apabila yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
2)
Rapat Gabungan diadakan
paling lambat 30 hari terhitung sejak Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
3)
Panggilan Rapat
Gabungan dilakukan oleh Pengurus.
4)
Panggilan Rapat
Gabungan disampaikan kepada setiap Pengurus dan Pengawas secara langsung, atau
melalui surat – surat dengan mendapat tanda terima paling lambat 7 hari sebelum
rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
5)
Panggilan Rapat
Gabungan harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
6)
Rapat Gabungan diadakan
ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat kegiatan Yayasan.
7)
Rapat Gabungan dipimpin
oleh Ketua Pengurus.
8)
Dalam hal Ketua
Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan dipimpin oleh
Ketua Pengawas.
9)
Dalam hal Ketua
Pengurus dan Ketua Pengawas tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat
Gabungan dipimpin oleh Pengurus atau Pengawas yang dipilih oleh dan dari
Pengurus dan Pengawas yang hadir.
Pasal 32
1)
Satu orang Pengurus
hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan
surat kuasa.
2)
Satu orang Pengawas
hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan
surat kuasa.
3)
Setiap Pengurus dan
Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan satu suara dan tambahan satu suara
untuk setiap Pengurus atau Pengawas yang diwakilinya.
4)
Pemungutan suara
mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup tanpa tanda – tangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal lain dilakukan secara terbuka dan
ditanda – tangani, kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan
dari yang hadir.
5)
Suara yang abstain dan
suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan dan dianggap tidak ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar